Hasil Analisis Cerpen
Pergaulanku
Karya Edi Rohadi
Oleh:
Nama : Moh. Anwar
Syi’aruddin
NIM : 208 500 344
29 Desember 2010, Pukul
21.00 WIB
LANDASAN TEORI
Menurut Abrams ( Semi, 1985 : 13 ) teori struktural adalah
bentuk pendekatan yang objektif karena pandangan atau pendekatan ini memandang
karya sastra sebagai suatu yang mandiri. Ia harus dilihat sebagai objek yang
berdiri sendiri, yang memiliki dunia sendiri, oleh sebab itu kritik yang
dilakukan atas suatu karya sastra merupakan kajian intrinsik semata. Teori struktural
memandang teks sastra sebagai satu struktur dan antar unsurnya merupakan satu
kesatuan yang utuh, terdiri dari unsur-unsur yang saling terkait, yang
membangun satu kesatuan yang lengkap dan bermakna. Di suatu pihak struktur
karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua
bahan dan bagiannya yang menjadi komponennya secara bersama-sama membentuk
kebulatan yang indah.
Cara kerja dari teori struktural adalah membongkar secara
struktural unsure-unsur intrinsik, yaitu dengan mengungkapkan dan menguraikan
unsur-unsur intrinsik di dalam cerita pendek Pergaulanku karya Edi Rohadi. Unusr-unsur
itu dalam karya sastra terjalin secara erat satu dengan yang lainnya. Unsur
yang dimaksud dalam hal ini adalah unsur instrinsik yaitu : tema, tokoh, alur,
dan latar. Oleh sebab itu, karya sastra disebut sebagai sebuah bangunan yang
berstuktur atau bersistem. Jika terjadi sebuah perubahan pada sebuah unsur, maka akan mengakibatkan hubungan antarunsur menjadi berubah pula.
PENGANTAR
Sebuah cerpen yang mempunyai nilai begitu besar dalam kemanusiaan.
Kita dituntut untuk dapat menjadi
orang yang tidak menyia-nyiakan akan seorang sahabat dan menganggap sepele
terhadap perasaan . Satu esensi yang saya temukan ketika
pertama kali menelaah cerpen ini adalah kemiripan berbagai tema, alur, setting
dengan multikultural suatu cerita
yang bersifat fiktif yang ada pada sebuah sekolahan.
Sebuah perjalanan yang diawali oleh sebuah
perkenalan yang kemudian melahirkan sebuah perasaan cinta yang kemudian
menimbulkan salah faham yang berakhir dengan rasa sakit dan penuh penyesalan. Dari segi cerita sangat menarik walau akhir cerita sudah bisa ditebak
pada alinea-alinea awal tapi hal itu dapat ditutupi dengan klimaks yang sangat
berapi-api, cepat, lugas dan mudah dipahami. Fenomena cerpen ini kadang membuat
saya berkhayal tentang multikultural indonesia yang selalu nampak pada sinetron-sinetron dalam
televisi, yang mana hala itu hampir ada kemiripan dengan cerita ini. Bagi saya, seorang
perempuan yang sangat
peka terhadap hal-hal yang kecil dikonotasikan dengan pihak yang sangat susah dicari pada masa sekarang.
Pihak yang menilai seseorang dari
kepribadiannya, sisi perhatiannya bukan melihat keturunannya. Semoga cerpen ini membawa kesadaran akan pentingnya arti sebuah sahabat dan cinta, sehingga tidak ada yang
disepelekan keduanya.
KILAS CERITA
Cerita pendek ini mengisahkan tentang kisah cinta seorang laki-laki (Radian) yang
selalu tak mencapai hasil sehingga selalu berakhir dengan kekecewaan dan meninggalkan
rasa sakit dari sebuah penyesalan yang disebabkan oleh dirinya sendiri yang selalu memendam apa yang
menjadi harapannya sehingga selalu mengkibatkan salah faham diantara sahabat dan penyesalan
diakhirnya. Dalam alur cerita, seorang Ian yang polos, pendiam menyukai
seseorang perempuan yang kemudian mempunyai hasrat ingin bisa bersamanya
menjalin hubungan asmara, tapi dia selalu tidak melupakan akan sahabatnya.
Klimaks cerita berawal ketika Ian bersekolah di pesantren, dia menjadi pemenang dalam sebuah
perlombaan. Ketika itu dia bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Risma,
yang dengan sepontan ia pun langsung jatuh hati padanya. Kemudian dia meminta
tolong kepada sahabatnya yang hasilnyapun tercapai. Namun setelah hampir akan
lulus dari sekolah, tentunya mereka akan berpisah, sehingga ketika mereka
hubungannya sedang berjalan kekecewaan mulai nampak ketika perempuan itu
dijodohkan. Setelah lulus Ian berpindah sekolah tepatnya ke salah satu SMA di
Kuningan. Dia mempunyai sahabat yang sangat setia bersamanya dalam suka dan
duka. Di sekolahnya dia termasuk orang yang berprestasi, sehingga dia selalu
berbagi dalam menyelesaikan PRnya dengan sahabatnya. Suatu ketika, ada seorang
siswi baru di kelasnya yang sangat cantik dan merupakan orang berada. Ian pun
sangat mengagumi akan kecantikannya begitupun sahabatnya. Berselang waktu, Ian
mencoba untuk menyimpan perasaannya itu tapi ketika suatu waktu dia mulai bisa
dekat dengan siswi baru itu yang bernama Adinda yang berawal di dalam sebuah
bis. Setelah cukup lama mereka sangat dekat, ada pihak-pihak yang tidak senang
akan kedekatannya itu, termasuk sahabat dekanya sendiri (Rendy). Sahabatnya itu
tidak terima karena Ian sangat dekat sekali dekat siswi baru itu yang rendy pun
suka. Akhirnya mereka sempat renggang persahabatannya dan sering tak bersama
lagi. Pihak yang lain muncul dari temen kelasnya yang tidak menyukai akan
kehadiran siswi baru itu karena dia merasa tersaingi kecantikannya. Oleh karena
itu dia mencoba menghasut temen-temannya dengan menyebarkan gambar-gambar
tentang siswi itu yang merupakan hasil manipulasi/rekayasa yang mengakibatkan
siswi baru itu shock berat sehingga masuk rumah sakit. Ian yang sedang bingung
dengan dirinya, sahabatnya menemuinya dan akhirnya mereka kembali bersama
karena diantara mereka hanya terjadi kesalah fahaman. Saat itu juga Ian
mengetahui bahwa Adinda masuk RS (masuk ICU) mereka berdua langsung berangkat
menemuinya, namun hasilnya ketika sampai mereka hanya mendapati kabar bahwa
Adinda siswi baru itu telah tiada untuk selamanya. Penyesalan muncul dalam
dirinya.
Hari duka itu
ditutup dengan mimpi-mimpi Ian
bersamanya, begitupun kedekatannya kembali dengan sahabatnya. Setelah kejadian itu dia
mengambil pelajaran bahwa dia tidak ingin kejadian yang serupa terjadi lagi
yang akhirnya akan menyesal. Dia bersyukur mempunyai sahabatnya yang selalu menemaninya dalam suka
dan duka, dan ia pun tidak ingin menyia-nyiakannya dengan niat akan manjaganya.
1.
Tema
Tanpa tema, sebuah cerita rekaan tidak ada artinya sama
sekali, karena tema merupakan dasar
cerita yang paling penting dari seluruh cerita. Tema juga merupakan tujuan cerita, atau ide
pokok di dalam suatu cerita yang merupakan patokan untuk membangun suatu
cerita. Robert Stanton menempatkan tema sebagai sebuah arti pusat dalam cerita,
yang disebut juga sebagai ide pusat dan Stanton juga menyatakan bahwa
tema cerita berhubungan dengan makna pengalaman hidupnya. Oleh karena itu, tema
menjadi salah satu unsur dan aspek cerita rekaan yang memberikan kekuatan dan
sekaligus sebagai unsur pemersatu kepada sebuah fakta dan alat-alat
penceritaan, yang mengungkapkan tentang kehidupan.
Tema tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan
yang dikemukakan pengarang dalam karyanya sebab tema selalu berkaitan dengan
masalah (kehidupan) yang dikemukakan dalam cerita rekaan tersebut. Adapun
cerpen “Pergaulanku” karya Edi Rohadi ini mengandung
tema tentang kisah cinta seorang
laki-laki yang selalu lahir dari pandangan pertama, namun selalu kandas
harapannya dan berakhir dengan menorehkan rasa sakit. Sedangkan
beberapa masalah (tema minor) diantaranya sebagai berikut:
o
Cinta
Pandangan pertama yang membuatnya jatuh cinta,
seperti yang diungkapkan pengarang:
Setelah selesai perlombaan, kira-kira beberapa
menit sebelum pulang. Ketika itu aku berpapasan dengan santriwati yang memang
sedang ikut lomba juga. Akupun berkenalan dengannya. Dan sebut saja namanya
Risma. Aku merasa bahagia banget. Karena memang selama ini aku ga pernah puny
atman cewe. Risma, ya nama itu yang selalu teRengat dalam benakku. Setelah
perkenalan itu aku g pernah lihat dia lagi. Entah mengapa rasa ingin tentang
dia semakin menjadi.
o
Sahabat
(Kepedulian)
Ungkapan Ian kepada sahabatnya:
“oh, bilang dong dari tadi, kirain ada apa,
nih”. balasku, sambil menyodorkan buku matematikaku kepadanya.
Keperdulian sahabatnya kepada Ian;
“cesss...”
tiba-tiba ada sebuah kaleng dingin yang menempel di pipi kiriku. Begitu
kutengok ke kiri, ternyata Frendy...., sahabat karibku itu telah ada di samping
kiriku. Sambil menyodorkan minuman kaleng dingin kesukaanku, dia tersenyum
bahagia penuh arti.
2.
Penokohan
Pembicaraan mengenai alur pada dasarnya adalah pembicaraan
mengenai rangkaian peristiwa dan kejadian dalam sebuah karya sastra khususnya
cerpen atau novel, sedangkan peristiwa itu terjadi karena tindakan dan
perbuatan manusia yang menjadi tokoh cerita dalam konfliknya sesama tokoh atau
dengan lingkungannya. Henry James secara retorik menyatakan karakter (watak)
sesungguhnya merupakan penentu bagi peristiwa dan kejadian. Sebaliknya,
peristiwa merupakan ilustrasi atau pencerminan karakter tokoh. Saleh Saad
menyatakan bahwa tokoh dan penokohan merupakan faktor penting yang harus ada
dalam cerita sebab segenap peristiwa terjadi karena aksi/tindakan para tokoh
cerita itu. Dengan kata lain, peristiwa dan kejadian di dalam cerpen “Pergaulanku” karya Edi Rohadi tidak dapat dipisahkan dan dilepaskan dari tokoh yang menyebabkan
terjadinya peristiwa tersebut.
Pada cerpen ini
terdapat satu tokoh sentral, yaitu Radian
(Ian), yang mempunyai watak sebagai berikut:
- Mudah tertarik (perempuan)
Ungkapan permintaan tolong kepada Akbar temannya untuk bisa lebih dekat
dengan perempuan yang ia sukai:
“Akbar,
nte punya sodara yua di aspi??”. Tanyaku sambil meletakan tas di atas meja.
“ wah
ane curiga nih. Biasanya lo dah nanyaen hal itu pasti da maunya.” Ledek Akbar.
“bukannya
gitu cuy, ane lagi pengen deket ma seseorang. Dan ane tahu ente orang yang tepat
yang bias bantu ane. Heheheh”. Baasku dengan sedikit memujinya.
“ah
ente… pengen deket ma siapa ci?? Ntar ane blangin ma sepupu ane???. Tanya
Akbar.
“
namanya Risma. Ente bilang za ma sepupu nte salamin ma yang namanya Risma dari
ane. Okeh?? Sebelumnya sorry nih ngerepotin. Heheheheh”. Jawab ku dengan
berbisik karena memang waktu itu sudah banyak anak-anak di kelas.
- Sabar dan pantang menyerah
........Hari demi hari Aku lalui dengan senyum dan
bahagia, tetapi Aku tetap fokus dan mementingkan pelajaran. Terkadang problema
datang dan pergi tanpa permisi , tetapi Aku pantang menyerah dalam menjalani
masalah. UAN telah tiba , Aku berharap dapat menyelesaikan dan berhasil
menjalani berbagai Rentangan di MTS.
- Setiakawan
....“ Ian, bantuin Risma dunk. Soal nmr 25-30 susah
banget. Sahut Risma sabil laarak lirik takut ada pengawas.
“ Yua
gampang. Bentar dlu yua”. Jawabku sambil tersenyum. Dalam hati ku bergumam.
Siapa tahu Risma mao jadi cewe aku kalo saja aku bisa bantu dia ngerjain tugas.
Dengan penuh yakin aku berikan jawabanku pada Risma. Dan tentu Risma pun
menerimanya dengan penuh
senyuman.
...... “Anu,anu, aku pinjem PR
matematikamu” katanya dengan terengah-engah.
“oh, bilang dong dari tadi, kirain ada apa,
nih”. balasku, sambil menyodorkan buku matematikaku kepadanya....
- Perasa / pengkhayal
...... Pikiranku kini melayang jauh, jauuuuh sekali , mungkinkah orang
sepertiku pantas disampingnya??? Apakah ini memang benar cinta? Ataukah hanya
kagum sementara? Ah, aku masih sangat bingung memikirkan itu semua.
Hari-hari selanjutnya menjadi hari-hari yang
tidak biasa dalam hidupku, kini aku lebih seReng menghabiskan waktuku dengan
melamun.....
3.
Alur
Alur sebenarnya merupakan salah satu aspek intelektual dan
logika dalam cerita rekaan, yang juga memerlukan misteri, yang membuat
pembacanya mungkin meraba-raba dalam dunia yang tidak nyata. Alur adalah jalan
cerita dalam sebuah cerpen dengan pengertian bagaimana cara pengarang
menyuguhkan cerpennya kepada pembaca, bagaimana suatu cerita dirangkaikan
antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain dalam hubungan kausalitas.
Saleh Saad mencoba merumuskan pengertian alur sebagai sambung-sinambung
peristiwa berdasarkan hukum sebab-akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa
yang terjadi, tetapi yang lebih penting menjelaskan mengapa hal itu terjadi.
Hubungan sebab-akibat dalam alur selalu menuntut kemampuan daya ingat dan
kecerdasan berpikir pembaca agar dapat memahami sebuah cerita rekaan.
S. Tarif menyebut alur sebagai konflik yang merupakan
tulang punggung sebuah novel. Konflik memang dapat dihadirkan dalam berbagai
bentuk di sepanjang alur, seperti antartokoh cerita, antara tokoh dengan alam
sekitarnya, dan intertokoh cerita yang biasanya dikenal dengan konflik batin.
Tanpa konflik, alur cerita tidak akan bergerak.
Dalam Cerpen “Pergaulanku” karya Edi Rohadi, dalam
mengisahkan ceritanya, pengarang menggunkan alur mundur. Diawali dengan tahap kesendiriannya yang mulai teringat mengenang
masa sekolahnya, SMP dan SMAnya dulu yang sekarang akan menginjak perguruan
tinggi, yaitu pada paragraf 1. Disusul dengan suatu
keadaan yang mulai bergerak, yaitu pada paragraf 4 hingga selesai, yaitu mulai peristiwa kisah cintanya sejak masuk sekolah SMP yang
kemudian memasuki masa SMAnya, dan tokoh utama mengalami gejolak batin dengan pasangannya karena selalu berakhir dengan kekecewaan maupun
sahabatnya karena sebuah kesalah fahaman. Penyelesaian
cerpen ini menurut saya mudah ditebak (happy ending) dengan dengan memperhatikan gerakan alurnya.
4.
Setting
Dalam analisis cerita rekaan, latar atau setting juga
merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi penentuan nilai estetik
karya kesusastraan. Latar atau setting juga merupakan salah satu fakta cerita
yang harus diperhatikan, dianalisis dan dinilai. Latar biasa juga disebut
sebagai atmosphere atau setidak-tidaknya bagian atmosphere atau tone
secara keseluruhan.
Pada cerita rekaan, boleh dikatakan hampir selamanya
diperlukan dan dipentingkan latar cerita yang secara singkat dapat dikatakan
berfungsi untuk membuat cerita rekaan tersebut supaya terasa lebih hidup, lebih
segar, atau memberikan lukisan yang lebih jelas mengenai peristiwa-peristiwa,
perwatakan tokoh, dan sebgainya sehingga seolah-olah sungguh-sungguh terjadi
seperti dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Pada dasarnya, latar adalah tempat terjadinya peristiwa
dalam cerita pada suatu waktu tertentu. Dengan cara yang lebih luas, dapat
dikatakan bahwa latar adalah lingkungan di sekeliling pelaku cerita, mungkin
berupa sebuah kamar, lingkungan kehidupan sebuah rumah tangga, bahkan di
dalamnya termasuk pula pekerjaan dan lingkungan pekerjaan para pelaku,
alat-alat yang digunakan dan berhubungan dengan pekerjaan tokoh, dan
sebagainya.
Dalam cerpen ini
terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan setting, yaitu:
·
Setting Tempat
1.
Mobil
(bis)
2.
Jalan
(trotoar jalan)
3.
Sekolah
(kelas)
4.
Pedesaan
(Desa Bungur)
5.
Pesantren
6.
Kamar
7.
Rumah
8.
Kantin
9.
GSM (Grand
Surya Mall)
10. Rumah Sakit
·
Lingkungan Kehidupan
1.
Lingkungan pesantren
2.
Lingkungan sekolah
3.
Lingkungan GSM
4.
Lingkungan
rumah sakit
·
Sistem Kehidupan
- Sistem kehidupan pendidikan : ada murid dan guru.
- Sistem kehidupan rumah sakit : terdapat suster, orang-orang yang menjenguk,
dsb.
·
Alat-alat yang digunakan atau
benda-benda yang berhubungan dengan suatu lingkungan kehidupan
Surat, alat-alat transportasi (mobil, motor), bangku-bangku sekolah
dan alat tulisnya.
·
Waktu terjadinya peristiwa
Pagi dan siang hari, sewaktu sekolah dan waktu
istirahat atau pulang sekolah.
5.
Sudut
pandang penceritaan
Dalam menyuguhkan ceritanya, pengarang dapat menggunakan
beberapa sudut pandang dalam arti seorang pengarang bisa mengambil atau memilih
suatu posisi serta kedudukan tertentu terhadap kisah yang akan ditulisnya. Ada
kalanya seorang pengarang hanya mengambil posisi sebagai orang luar saja,
berada di luar cerita yang dikisahkannya. Akan tetapi, kemungkinan juga
pengarang akan mengambil posisi sebagai salah seorang tokoh yang melibatkan
diri serta ikut bermain dan mengambil peranan dalam cerita tersebut tanpa
mengurangi sifat rekaan cerita itu. Baik mengambil posisi sebagai orang
luar maupun melibatkan diri sebagai pemeran atau tokoh, namun tokoh cerita itu
sendiri tetap merupakan tokoh rekaan pengarang.
Dalam Cerpen “Pergaulanku” ini pengarang
menggunakan sudut pandang pertama dalam pengisahkan ceritanya, yaitu dengan aku
sebagai tokoh utama (first-person-central), yaitu tokoh utama
mengisahkan cerita dalam kata-katanya sendiri.
6.
Gaya
bahasa/ simbol
Penggunaan
gaya bahasa sastra
mungkin kadang membuat pembaca lebih bingung daripada ketika melihat sarana cerita lainnya. Namun, gaya bahasa tidaklah aneh
dan sulit dengan sendirinya. Alasan itu didasarkan bahwa hampir semua gaya bahasa dalam sastra
tidak lebih merupakan fakta yang tampaknya masuk akal. Sebagian besar gaya bahasa sastra
mengungkapkan arti dengan
sebenarnya, namun ada juga yang kadang menggunakan simbol.
Kita sebagai
pembaca ada hanya untuk mengetahui pernyataan-pernyataan itu sebagai simbol atau bukan,
dan mencari makna yang maksud jika
itu simbol.
Di dalam cerpen ini gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang cukup
mudah untuk dipahami, karena pengarang tidak menggunakan istilah-istilah sulit
yang tidak dimengerti. Gaya bahasanya akan mampu dicapai oleh para remaja juga.
Gaya bahasanya cukup baik, mampu membawa pembaca ke arah suasana yang pengarang
dimaksud.
7.
Amanat
/ Pesan
Amanat dalam sebuah cerpen/novel
sangat pentinga, karena jika amanat itu tidak ada, maka karya tersebut akan
terasa tidak menarik sehingga tidak mempunyai nilainya. Suatu amanat disisipkan
biasanya disertakan ketika di akhir cerita. Pembaca dapat mendapatkannya
setelah karya tersebut dibaca sampai selesai. Amanat atau
pesan yang saya tangkap dari cerpen ini yaitu ungkapkan perasaan kita jika itu memungkinkan untuk diungkapkan
dan harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, sehingga tidak ada yang
namanya penyesalan atau rasa kecewa.
KESIMPULAN
Menurut saya, cerpen yang berjudul “Pergaulanku” ini cukup
bagus karena penulis menggunakan sudut pandang orang pertama dalam menuturkan
ceritanya sehingga yang dialami tokoh utama benar-benar dapat dirasakan oleh
pembaca. Atau dengan kata lain, pembaca dapat dengan mudah masuk, meresapi, dan
merasakan apa yang dialami oleh tokoh utama. Selain itu, dari segi
pelajaran atau amanat yang ingin disampaikan oleh penulisnya kepada pembaca
yang dapat diambil setelah membacanya sampai selesai.