STILE,
USLUB DAN GAYA BAHASA
Kata stile merupakan modifikasi
pengindonesiaan dari bahasa Inggris style. Beberapa referensi termasuk
para ahli bahasa mengatakan bahwa stile dapat diterjemahkan sebagai gaya
bahasa. Kata style diturunkan dari kata Latin stilus (tongkat kecil dari
kayu keras yang digunakan untuk menulis) dan stylas. Kata stile
digunakan untuk menunjuk pada makna abstrak, yaitu kemampuan keahlian untuk
menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah.
Dalam arti luas kata stile dipakai
untuk menunjukkan arti corak, mode, model dan gaya tertentu, baik yang
berkenaan dengan kegiatan tulis-menulis dan kebahasaan ataupun tidak. Kata
stile dengan makna luas sepadan dengan kata gaya dalam bahasa Indonesia
atau kata uslub dalam arti luas dalam bahasa Arab. Adapun makna sempit
kata stile menunjuk kepada kemampuan, keahlian dan cara tertentu yang berhubungan
dengan penggunaan bahasa. Kata stile secara sempit ini berpadanan dengan
istilah gaya bahasa dalam bahasa Indonesia dan dengan istilah uslub
dalam arti sempit dalam bahasa Arab yang kemudian mendapat rumusan-rumusan
khusus dari para ahli sesuai pemahaman masing-masing.
Istilah lain yang sesuai dengan style
adalah uslub. Kata uslub dalam kamus-kamus arab konvensional
merupakan bentukan dari kata salaba. Dalam kamus Lisan al-Arab
karya Ibnu Manzhur (1232-1311) disebutkan bahwa kata uslub menunjuk pada
makna yang bervariasi.
Dalam
makna kongkretnya yaitu ada dua macam, 1. Garis-garis yang tampak pada pohon
kurma, dan 2. Jalan yang membentang untuk pejalan kaki atau kendaraan yang
disebut al-masluk. Sedangkan makna abstraknya mengacu pada sesuatu yang
bersifat psikologis, bukan benda yang inderawi, yaitu seni, cara atau gaya baik
dalam berbicara atau dalam bekerja, berbuat dan berperilaku. Makna lainnya
adalah madzhab, aliran, yakni paham dan cara berpikir dalam memahami dan
memecahkan masalah kehidupan.
Kata
uslub mengandung arti luas yaitu arti cara, pada umumnya yang digunakan
dalam berbagai bidang. Namun, perlu diketahui bahwa kata uslub
menyendiri yaitu tidak di-idlofatkan/ digabung dengan kata sesudahnya,
selalu menunjukkan arti sempit yaitu gaya bahasa.
Ada
dua kelompok arti untuk kata gaya dalam Kamus Bahasa Indonesia, yaitu : Pertama,
gaya dalam arti kesanggupan untuk berbuat, kekuatan, tenaga, daya, sebagai
padanan dari kata force, energy. Dalam arti ini ditemukan pemakaian
istilah seperti gaya gravitasi, gaya sentrafugal, gaya sentrifetal, gaya
bentur, gaya gesek, gaya tekan, gaya berat, gaya magnet, dan sebagainya.
Kelompok arti pertama ini dapat diartikan pula sebagai kesanggupan dan kekuatan
bahasa baik dalam membawakan makna yang dikandungnya maupun dalam mempengaruhi
pembaca atau pendengar dan dalam mencapai keserasian artistik. Gaya bahasa ini
berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian makna, pembaca atau pendengar dan
terhadap nilai keindahan sehingga mampu menimbulkan efek terhadap makna yang
ingin disampaikan, jiwa pembaca serta terhadap keserasian artistik.
Kedua,
gaya dalam arti sikap, gerakan, ragam dan cara sebagai padanan dari kata style,
form, manner. Ditemukan pula penggunaan istilah seperti gaya hidup, gaya
kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada dan lain sebagainya. Dalam arti kedua ini,
gaya bahasa diartikan sebagai ciri khas dalam penggunaan bahasa. Adapun faktor
yang berkaitan dengan cara khas dalam penggunaan bahasa, yaitu: pengarang,
masa, medium, subjek, tempat, hadirin dan tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar